Inong adalah anak pertama dari 6 bersaudara usianya 15 tahun, dia dan keluarganya tinggal di sebuah desa terpencil di daerah pengunungan sekitar 4-5 jam ke ibu kota kecamatan dengan naik motor. itu pun jika jalannya tidak belumpur karena hujan. Inong bersekolah di SD 1 di desa yang hanya memiliki guru 2 orang saja yang mengajar dari kelas satu sampai kelas 6 dan sekolahnya sering libur karena gurunya sering pulang ke kota kecamatan. Bahkan guru yang hanya beberapa hari mengajar tidak muncul karena di pindahkan. Inong hanya sekolah sampai kelas 4 saja dan tidak lancar baca tulis karena orang tuanya lebih menganggap penting untuk inong mengasuh adiknya dan membantu ke ladang karena orang tuanya sering menginap diladang menjaga tanaman agar tidak di makan babi.
Di kampong inong anak anak tidak sekolah tidak menjadi masalah tapi mengaji untuk memperdalam agama merupakan kewajiban meskipun meunasah tempat mengaji cukup jauh inong berangkat mengaji disitu dia berjumpa dengan kawan kawannya inong adalah anak yang cerdas sehingga ajaran tengku bisa diingatnya khususnya pelajaran untuk perempuan. tengku berusaha menanamkan kebaikan seperti menjaga kerukunan dengan tetangga dan sanak keluarga berbakti kepada orang tua khususnya santri perempuan diajarkan menjadi perempuan yang baik dapat menjaga diri sendiri dan jika kelak menjadi istri yang baik sayang pada keluarga dan dapat melayani suami.
Menjelang umur 14 tahun Inong di tunangkan dengan tetangga kampongnya karena usai tersebut seorang anak perempuan sudah cukup waktunya menikah. namun inong menolak dan ketakutan karena dia masih ingin mengaji namun orang tuanya memaksa dan tidak segan segan memukulnya karena penolakan dianggap hinaan terhadap calon suaminya. Dan berarti pula membuat malu orang tuanya tidak bias mendidik anaknya. pendapat ini di dukung oleh tengku dan menyarankan Inong menerima tawaran orang tuanya Pada usia 15 tahun inong di nikahkan orang tuanya selain tekan dari pihak laki laki juga kebanggaan orang tua inong bahwa anaknya tidak akan jadi perawan tua sekaligus megurangi beban orang tuanya untuk membiayai hidup inong.
Setelah menikah inong tinggal dengan mertuanya dan beberapa bulan kemudian inong hamil. keluarganya menyambut dengan bahagia karena berarti inong perempuan sempurna. namun kebahagian itu berlangsung suram karena kekeringan berlangsung di desa itu dan hampir semua warga menderita kelaparan. sehingga banyak orang yang hijrah kekota untuk mencari pekerjaan dan banyak juga orang kota yang datang mencari tenaga kerja. Suami inong tertarik untuk bekerja di kota dengan modal menjual kambing yang merupakan harta berharga satu satunya untuk membayar ongkos ke kota kambing tersebut di jual untuk membayar orang yang mencarikan kerja.
Sedangkan inong di rumah bekerja keras membantu mertuanya mengambil air meskipun hamil.denga jarak 2 samapi 3 kilo meter badannya sering lemas karena makanana yang di makan tidak cukup karena kakak iparnya sering menyindir hamil jangan dijadikan alasan utnuk di manja. menjelang 6 bulan suaminya datang dari kota namun suaminya tidak bawa apa- apa katanya dia di tipu dan tidak mendapatkan pekerjaan bahkan untuk kembali ke kampong suaminya harus berhutang pada tetangga kampong.
Setelah sebulan kepulangan suaminya inong mengalami keputihan yang berkepanjangan tidak seperti biasanya dan perut di bawah sering nyeri jika kencing terasa nyeri dan kencing terasa panas dan keluar seperti nanah ketika bercerita dengan suaminya dia di marahi dan di bilang tidak bisa mengurus diri inong semakin bingung denyut nadinya sering berdetak kencang dan kondisi badannya lemah.
Suatu hari saat bangun pagi badannya lemas dan tubuhnya panas terpaksa dia bangun karena suami dan mertuanya bertengkar hebat orang yang meminjami uang datang dan menagih hutang inong tidak memperdulikan situasi tersebut inong bergegas ke mata air yang sering didatangi untuk mencuci baju namun inong tidak kuat karena badannya lemas dengan jalan pelan pelan akhirnya ia sampai ke tempat tersebut dan sudah di penuhi oleh banyak perempuan sedang mandi ketika inong sedang melangkah kan kaki tiba tiba matanya berkunang kunang dan tergeincir batu akhirnya inong mengalami pendarahan hebat dan inong minta di antarkan ke dukun desa yang sudah berpengalaman lama tersebut. namun bayi dan nyawanya tidak tertolong inong meninggal ketika melahirkan anaknya di usia kandungan menjelang 8 bulan.orang tua inong sedih dan terpukul namun mertua dan suami inong malah bangga kalau inong mati sahid