Saya sudah lama belajar soal feminisme di kampus saya, Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik Universitas syiah kuala jurusan sosiologi, tetapi saya tidak belajar langsung kepada penganut feminisme, sehingga saya belajar mengenai teori feminisme seperti tanpa ada ambang batas yang tidak punya pijakan.
Lalu saat saya bergabung di sekolah ham perempuan flower aceh, saya bertemu dengan dengan perempuan-perempuan yang menanggung DNA pejuang feminisme sejati seperti kak Suraiya Kamaruzzaman dan kak khairani sehingga saya berhasil mengenal dengan baik aplikasi dan tujuan dari feminisme.
Sekolah ini membuat saya berhasil mengembangkkan inspirasi saya soal bagaimana pecapaian hak-hak perempuan yang sama dan tidak ada batasnya dengan laki-laki, penyadaran pada perempuan bahwa perempuan harus bangkit dari kemalasan dan berpangku tangan, penyadaran bahwa segala bentuk ketertindasan pada manusia harus disuarakan.
Yang paling penting efek yang sangat besar yang saya rasakan dalam hidup dan terkadang membuat bulu kuduk saya berdiri yaitu kepekaan pada lingkungan sosial khususnya permasalahan pada perempuan yang semua orang tidak merasa bahwa itu adalah sebuah permasalahan.
Sehingga kemudian hal ini mendorong saya untuk menulis tentang perempuan dan bagaimana perannya dalam perdamaian dan bagaimana hari ini peran perempuan pasca damai, dan alhamdulillah tulisan saya berhasil diterbitkan oleh harian online harian aceh.co.id.
” Dara Hilda Maisyita”
Penulis adalah Alumni sekolah Ham perempuan Flower aceh Angkatan ke IV