“Motivasi yang begitu bernilai dari Flower Aceh”

Nurlela 49 Tahun, Lahir di Desa Blang Karieng, Kecamatan  Nisam Kabupaten Aceh Utara, Nurlela yang hanya sempat mengenyam pendidikan MtsN atau SLTP, biasa dipanggil Cek La, seorang istri yang ditinggal menikah lagi oleh suaminya, harus berjuang hidup bersama 6 orang anak. Sebagai single parent cek La harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berjualan kios dan mengajar mengaji di desanya.

Cek La Pertama kali bergabung dengan Flower  Aceh tahun 2009 sebagai anggota, saat itu rumah tangganya sudah hancur, dengan semangat dari teman-teman Cek La berhasil bangkit dari kesedihan dan dapat mengasuh anak-anaknya hingga dewasa. Salah satu anak cek La sudah dapat menyeselesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

Tahun pertama menjadi anggota, Cek La belum begitu aktif mengikuti kegiatan Flower Aceh karena belum tinggal menetap di Desa Blang Karieng.  Di tahun kedua beliau terpilih sebagai salah seorang peserta lomba berpidato dengan tema mengangkat martabat perempuan. Dengan semangat yang sangat luar biasa akhirnya Cek La dapat meraih Juara ke II. Sebelumnya Cek La belum pernah berbicara didepan orang-orang ramai, apalagi untuk dinilai atau diperlombakan, Flower  Aceh telah memotivasi Cek La dengan memberikan pelatihan-pelatihan, menambah keterampilan dan juga informasi tentang kesehatan perempuan termasuk  pola makanan yang  sehat untuk dikonsumsi dan bagaimana mengolah obat-obat herbal. Berkat saran dan  informasi dari Flower Aceh  Cek La telah menanam beberapa jenis tanaman herbal untuk obat disekitar rumahnya. Motto hidup Cek La untuk kesehatan diri dan keluarga adalah “Mencegah Lebih Baik dari pada Mengobati” 

Cek La mendapat beberapa kali pelatihan dari Flower Aceh. Salah satunya yang sangat bermanfaat dan dipraktekkan sampai saat ini adalah bagaimana mengatur managemen ekonomi rumah tangga, mengelola dan mencatat pemasukan dan pengeluaran yang sesuai kebutuhan bukan keinginan. Dan karena kegigihannya tahun 2017 Cek La dipilih sebagai CO (Community Organizer) kelompok Desa Blang Karieng. Meskipun banyaknya tantangan dan hambatan selama menjadi CO, seperti isu miring tentang Flower Aceh, isu HKRS perempuan yang bertolak belakang dengan budaya di desanya, dan lain sebagainya, Tidak membuat Cek La goyah. Ia tetap semangat bahkan terus memotivasi kawan-kawan dikelompoknya untuk mau mengembangkan KPM melalui CU. Dan saat ini Tabungan anggota CU sudah mengalami peningkatan.

Selain sebagai aktif sebagai CO, Cek La juga aktif di posyandu, informasi yang Ia dapatkan tentang Hak Kesehatan Reproduksi dan gizi bagi perempuan dan perempuan muda dari Flower Aceh, Cek La informasikan ke keluarganya dan juga kepada masyarakat. Setiap ada pertemuan dalam kegiatan posyandu dan kegiatan-kegiatan gampong, Cek La mensosialisasikan tentang dampak menikahkan anak dibawah umur. Karena di desanya masih kuat anggapan tentang setiap anak perempuan yang tidak sekolah lagi baiknya menikah saja walau usianya masih 15 atau 18, kalau tidak menikah akan jadi perawan tua. Informasi-informasi tentang Kesehatan Reproduksi  juga Cek La bagikan ke tokoh-tokoh agama disaat kegiatan  pengajian di meunash di desanya dan hasilnya pandangan dari tokoh agama juga sudah mulai baik. Perlahan Cek La akan berupaya membangun pemahaman masyarakat di desanya tentang HKSR perempuan. 

 

 

 

 

By : Khuzaimah, Staf Lapang Aceh utara

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *